Umumnya sejarah Nagari di Minang Kabau senantiasa mencari rujukan Nagari tertua di Minangkabau, Pariyangan. Nagari ini merupakan titik awal berkembangnya nagari lain di Minangkabau. Oleh karena itu penghulu yang ada ini dapat penghormatan lebih besar dibandingkan nagari lainnya. Demikianlah halnya dengan sejarah Nagari Tujuah Koto Talago, masyarakat Nagari Tujuah Koto Talago berasal dari Pariangan Padang Panjang
Pada waktu itu , sekelompok orang dari dari Pariayangan turun ke Gunung Sago. Dalam persepektif kosmogoni, gunung yang selalu dianggap sacral selalu memiliki makna mendaki ( yang berarti lebih tinggi ) jika dipandang dari tempat lainnya. Dilereng Gunung Sago ada satu Nagari yang disebut Padang Siontah. Dari Padang Siontah masyarakat kemudian menyebar ke beberapa wilayah. Ada yang sampai ke Rumbio, Riau, Salo, Air Tiris, Bangkinang dan Kuok. Diantara itu ada 24 orang yang sampai ke daerah Talago. Pada waktu itu tentu saja belum ada nagari dalam pengertian yang utuh. Rombongan orang-orang tersebut dipimpim oleh Dt. Mandaro. Sesampainya ditempat itu, masyarakat mulai menetap dan terbentuklah Taratak, dusun, koto, akhirnya menjadi Nagari. Kemudian mereka membuat semacam struktur pemerintahan yang sangat sederhana. Pucuk pimpinan adat di pegang Datuak Panduko Tuan, setelah berkembang di Talago, kemudian kelompok masyarakat tersebut pindah ke Ampang Godang. Disini mereka mendirikan pucuak adat yang dipimpim oleh seorang datuak pucuak yang bernama Datuak Karaing. Kebesaran Datuak Karaing ditunjukkan melalui kekuasaannya atas wilayah atau rimbo. Jadi untuk setiap penggunaan tanah di Negeri Tujuah Koto Talago, haruslah mendapat izin dari Datuak Karaing terlebih dahulu.
Penduduk yang semakin bertambah membuat mereka mereka meluaskan pemukimannya, yakni dengan pindah ke Tanjung Jati. Datuak Pucuak di Daerah ini bernama Bosea Nan Elok . Kebesaran Datuak ini adalah pada pakaian. Setelah itu munculah Koto Baru yang dinamakan Koto Kociak. Datuak Pucuaknya bernama Datuak Tan Marajo. Dia memiliki kekuasaan atas Arak iriang. Artinya kalau ada upacara adat, Datuak inilah yang berwenang mengaturnya. Akhirnya tumbuh Koto Baru yang diberi nama Sipingai. Kekuasaan Datuak Tan Marajo meliputi KotoKociak dan Sipingai, sedangkan Datuak Karaing berkuasa atas Padang Kandi, Padang Jopang, dan Ampang Godang.
Sampai sekarang ninik mamak yang ada di Nagari Tujuah Koto Talago berjumlah sekitar 255 orang. Mereka berada dibawah kaompek suku nagari yang terdiri dari Datuak Panduko Tuan, Datuak Karaing, Datuak Basa Nan Elok dan Datuak Tan Marajo.
Pucuak Adat Nagari Tujuah Koto Talagoatau disebut juga Rajo Adat, adalah Datuak Bandaro Nan Itam. Sebagian informasi tentang sejarah dan Adat Nagari Tujuah Koto Talago, tersurat dalam tambobertuliskan arab melayu yang sekarang berada di tangan Rajo adat tersebut.
Asal Usul nama Talago dihubungkan dengan unsure alam. Pada masa dahulu , di daerah ini terdapat mata air yang disebut Talago. Menurut pengertian adat talago merupakan satu kumpulan yakni kumpulan Adat. Seluruh adat pusatnya di Talago. Jadi Koto Talago ini merupakan tempat pengambilan keputusan adat Nagari. Istilahnya “ Gontiang itu putuih, biang itu cabiak “ Jika sesuatu tidak putuih ( tidak bisa diselesaikan ) maka dibawa ke aia Tabik. Di aia Tabik ini ada Balai Jariang yang fungsinya utnuk menjaring hal-hal yang tidak bias diselesaikan. Hubungan dengan Aia Tabik ini berkaitan dengan Rajo yang Balimo terdiri dari :
1) Rajo Dironah yang berada di Talago
2) Rajo Dihulu yang berada di Situjuah
3) Rajo di Lareh yang berada di Sitonang
4) Rajo di yang di Sondi yang berada di Payokumbuah
5) Rajo di Luak yang berada di Aia Tabik
Pada masa kolonialisme Belanda di Nagari Tujuah Koto Talago ada seorang pejuang yang gagah berani, namanya Sijambi bergelar Angku Nan Biru. Dia masih keturunan Datuak Mandaro, Sijambi merupakan penganut agama Islam yamg fanatic. Menurut kisah dia orang yang kebal terhadap peluru hingga penjajah sulit untuk membunuhnya. Akhirnya dia terbunuh dengan sebilah pisau. Itu terdapat dalam tubuhnya yang berkarung. Jadi itulah yang dimaksud dengan gelanggang si Jambi atau galanggang Angku Nan Biru.
Pada masa perjuangan mempertahankan kemerdekaan Nagari Tujuah Koto Talago tercatat dalam sejarah. Daerah ini termasuk rute perjalanan PDRI, dibawah pimpinan Syafrudin Prawiranegara. Beliaubergerilya dari satu tempat ketempat lain setelah Jokyakarta, ibu Negara jatuh ke tangan Belanda. Tugu PDRI yang berdiri tegak disamping disamping Koto Kociakmenjadi bukti sejarah. Ikatan cultural masih terjalinterjalin dengan erat antar desa,. Contoh yang paling nyata dari hal ini adalah manyangkut dengan kepemilikan tanah khususnya tanah ulayat. Tanah orang Koto Kociak banyak terdapat di Sipingai, sedangkan tanah orang Ampang Godang berada di Padang Kandi, sawah orang Sipingai ada di daerah Talago demikian seterusnya.
Nagari Tujuah Koto Talago berawal dari sampainya rombongan yang tujuah di Talago dipimpin oleh DT Bandaro Hitam, membentuk taratak, dusun, koto dan akhirnya Nagari dengan sistem kepemerintahannya. Pucuk Pimpinan adat dipegang oleh Dt Panduko Tuan, setelah penduduk berkembang di Talago selanjutnya kelompok masyarakat tersebut pindah ke Ampang Gadang. Di Ampang Gadang mereka mendirikan pucuk adat sendiri yang dipimpin oleh seorang Datuak Pucuk yang bernama Datuak Karaing ditunjuk melalui kekuasaannya atas wilayah dan rimbo, jadi untuk setiap penggunaan tanah di Nagari Tujuah Koto Talagoharus terlebih dahulu mendapat izin dari DT karaing. Karena penduduk berkembang maka permukinan diperluas, sebagian penduduk pindah ke Tanjung Jati dengan Datuak Pucuk bernama Datuak Bose Nan Elok, kebesaran Datuak Bose Nan Elok adalah pada Pakaiannya. Setelah itu pendududk makin berkembang sehingga muncul koto baru yang diberi nama Koto Kociak dengan Datuak Pucuknya bernama Dt. Tan Marajo yang memiliki kekuasaan yang mengatur jalanya upacara arak iring.
Dengan seiring perjalanan waktu dan bertambahnya penduduk, maka bertambah pula terbentuknya koto yang baru yaitu yang diberi nama Sipingai, Kekuasaan Dt Tan Marajo meliputi Koto Kociak dan Sipingai. Datuak Karaing berkuasa atas Padang Kandi, Padang Jopang, dan Ampang Gadang dengan adanya Tujuah Koto, maka pemuka adat semasa itu memberi nama dengan Nagari Tujuah Koto Talago.
Dan pada tahun 1979 sampai 2000 sistim Pemerintahan Desa waktu itu terdiri dari 7 Desa yaitu : Desa Talago, Desa Ampang Godang , Desa Tanjung Jati , Desa Koto Kociak, Desa PadangKandi, Desa Sipingai dan Desa Padang Jopang. Pada tahun 2001 terjadi perobahan Pemerintahan dari Desa kembali Kenagari sesuai dengan Peraturan Daerah Kabupaten Lima Puluh Kota Nomor 01 Tahun 2001 dan terjadilah pemekaran 7 Desa menjadi 7 Jorong satu Kenagarian yaitu Nagari Tujuah Koto Talago pada tanggal 29 Pebruari 2001
Tabel 19Sejarah Kepemimpinan Nagari Tujuah Koto Talago
No |
Nama / Gelar |
Masa/Waktu |
Asal Jorong |
1 |
Tunus Dt. Bandaro Panjang (Tuk Palo) |
|
Tanjung Jati |
2 |
Achmad Chatib Dt. R. Pangulu (Wali Perang ) |
1948-1950 |
Ampang Godang |
3 |
Saadut Dt. Bandaro Hitam |
|
Talago |
4 |
Idrus Dt. Tan Emas |
|
Padang Jopang |
5 |
Syarkawi Zaini |
1952 -1957 |
Koto Kociak |
6 |
Alwizar Dt. Bijo |
|
Padang Jopang |
7 |
Sofyan |
|
Sipingai |
8 |
H. Al Munir |
|
Sipingai |
9 |
Radilas |
|
Ampang Godang |
10 |
H.Ahmad Khatib Dt. Putih |
|
Ampang Godang |
11 |
H. Zawawi Salim |
-1983 |
Koto Kociak |
12 |
Drs. Syaiful Bardi Dt. Mongguang |
2001-2005 |
Koto Kociak |
13 |
Yon Hendri, SS (Pjs) |
2005-2007 |
Ampang Godang |
14 |
Drs, Hasbi Zuhdi |
2007-2010 |
Tanjung Jati |
15 |
Khairul Andri ( Pjs) |
2010-2011 |
Koto Kociak |
16 |
Yon Hendri, SS |
2011-2017 |
Ampang Godang |
17 |
Errizulman ( Pjs) |
2017-2018 |
Padang Jopang |
18 |
Yon Hendri, SS |
2018-2024 |
Ampang Godang |
Nagari Tujuah Koto Talago dibatasi oleh wilayah di sebelah Utara yaitu Nagari Jopang Manganti dan Talang Maur Kecamatan Mungka, disebelah selatan dengan nagari Kubang Kecamatan Guguak dan sebelah Barat berbatasab dengan Nagari Limbanang Kecamatan Suliki, di sebelah Timur Berbatasan dengan Guguak VIII Koto Kecamatan Guguak
Luas daerah 21 Kilometer Persegi atau seluas 21.000 Hektar
Jumlah Jorong : 7 (Tujuh)
Dataran Tinggi Nagari Tujuah Koto Talago secara Geografis terdiri atas wilayah perbukitan bergelombang yaitu Jorong Padang Kandi, Jorong Sipingai dan Jorong Tanjung Jati. Dataran yaitu Talago, Ampang Gadang ,Koto Kociak dan Padang Jopang . Ketinggian daerah sekitar 500-600 meter diatas permukaan laut.
Tabel Tabel 20 Sarana Perkantoran, sekolah dan sarana umum lainnya
JENIS |
JML. |
KET. |
|
1 |
Kantor Wali Nagari |
1 |
Hak Milik |
2 |
Kantor KAN |
1 |
Hak Milik |
3 |
Kantor Jorong Talago |
1 |
Hak Milik |
4 |
Kantor Jorong Ampang Godang |
1 |
Hak Milik |
5 |
Kantor Jorong Koto Kociak |
1 |
Hak Pakai |
6 |
Kantor Jorong Tanjung Jati |
1 |
Hak Milik |
7 |
Kantor Jorong Padang Kandi |
1 |
Hak Pakai |
8 |
Kantor Jorong Sipingai |
1 |
Hak Milik |
9 |
Kantor Jorong Padang Jopang |
1 |
Hak Milik |
10 |
Gedung SD |
11 |
Hak Milik |
11 |
Gedung SLTP |
7 |
Hak Milik |
12 |
Gedung SLTA |
5 |
Hak Milik |
13 |
Islamic Bording Scooll ( SD, SLTP ) |
1 |
Hak Milik |
14 |
SLB ( Sekolah Luar Biasa ) SD,SMP |
1 |
Hak Milik |
15 |
Rumah Sakit Kumunitas Lansia |
1 |
Hak Milik |
16 |
Puskesmas |
1 |
Hak Pakai |
17 |
Pustu |
3 |
Hak Milik |
18 |
Polindes |
7 |
Hak Pakai |
19 |
Poskesri |
7 |
Hak Milik |
20 |
Pos Kamling |
7 |
Hak Milik |
21 |
Mesjid |
9 |
Hak Milik |
23 |
Musholla/Surau |
28 |
Hak Pakai |
24 |
Pasar Nagari |
2 |
Hak Pakai |
25 |
Jembatan |
3 |
Hak Pakai |
26 |
Lapangan Bola kaki |
4 |
Hak Pakai |
27 |
Lapangan Voli Ball |
10 |
Hak Pakai |
28 |
Lapangan Bulu Tangkis |
3 |
Hak Pakai |
Tabel 21 Sarana pendukung perekonomian nagari :
NO |
JENIS |
JML. |
1 |
Heler berjumlah |
32 buah |
2 |
Pasar Nagari |
2 buah |
3 |
Perbankkan ada |
2 buah |
4 |
Mini Market |
2 buah |
5 |
Toko buah |
32 buah |
6 |
Rumah Makan |
9 buah |
7 |
Warung /Kedai |
146 buah |
8 |
Koperasi |
4 unit |
9 |
LKMA |
3 unit |
10 |
KMN |
1 unit |
11 |
Kelompok Tani/ikan/perkbn/Ternk/Hut |
Feedback