Menurut Sejarah Tambo yang kita terima, penduduk Nagari Kubang berasal dari Gunung Merapi, keterangan ini kita peroleh dari penuturan orang tua-tua Nagari Kubang. Asal mulanya nenek moyang kita bertempat tinggal ( berdiam ) di Gunung Merapi, disana mereka menetap dengan hidup bercocok tanam , kemudian mereka sudah semakin berkembang maka mereka berihktiar untuk mencari tempat untuk pindah. Sewaktu mereka masih berada di Gunung Merapi, mereka juga telah mempunyai beberapa Puak (golongan-golongan) yang terdiri dari 3 ( tiga ) Luhak dan 3 (tiga ) Lubuk, yaitu :
Luhak |
Lubuk |
Luhak Agam |
Lubuk Sipunai |
Luhak Lima Puluh Kota |
Lubuk Sinawang |
Luhak Tanah datar |
Lubuk Sikara |
Nagari Kubang adalah bagian dari wilayah Luak Lima Puluh Kota. Disini akan diuraikan golongan yang pindah ke daerah Lima Puluh Kota Khususnya ke Nagari Kubang. Golongan yang turun ke daerah Lima Puluh Kota terdiri dari 50 pasang. Mereka turun melalu Tanjung Alam, terus ke Padang Siribu-ribu, yaitu perbatasan Luhak Agam dengan Luhak Tanah Datar dan Luhak Lima Puluh Kota sekarang ini. Setelah mereka meneruskan perjalanan , tibalah mereka disuatu padang, ternyata rombongan mereka semakin berkurang kemudian mereka bertanya kepada sesamanya. Setiap ditanya mereka menjawab “Onta” (tidak tahu ) dan semua pertanyaan mereka jawab onta ke onta saja, maka oleh karena itu mereka namailah Padang tersebut dengan “ Padang Si Onta “. Beberapa waktu kemudian diketahuilah bahwa mereka yang hilang tersebut telah bermukim didaerah Limo Koto Kampar.
Yang disebut dengan Limo Koto Kampar itu adalah :
1. Kuok
2. Bangkinang
3. Salo
4. Rumbio
5. Air Tiris
Dari Padang Sionta, sebagian rombongan meneruskan perjalanan arah ke Barat, maka sampailah disebuah batang air. Sewaktu akan menyeberangi batang air tersebut diantara mereka berkata “ Lompati sajalah ‘ akhirnya dinamailah batang air itu dengan “ Batang Lampasi “ Setelah rombongan sampai di seberang batang air ( batang Lampasi ) tampaklah oleh mereka batang Pauh ( mangga ) yang berbuah lebat, dan timbulah niat untuk memakannya sebagai pelepas dahaga, namun mereka kecewa karena buah Pauh tersebut rasanya Sangit ( asam ) , maka tempat itu mereka namailah dengan “ Pauh Sangit “ Nagari Pauh Sangit ini dahulunya adalah satu Jorong di Kenagarian Kubang, oleh karena keadaan alam yang memisahkan dari Ibu Kenagarian yang dibatasi Bukit Barisan ditambah lagi dengan faktor perhubungan, semenjak tahun lima puluhan Pauh Sangit memisahkan diri dari Kenagarian Kubang yang dalam struktur pemerintahan masuk wilayah Kecamatan Payakumbuh. Dari Pauh Sangit rombongan meneruskan perjalanan arah ke Barat, sesampainya di suatu tempat mereka mendengar Siamang berbunyi, maka mereka namailah tempat tersebut dengan “ Siamang Bunyi “. Dari sana mereka meneruskan perjalanan ke Balai Batu dan setibanya disana mereka berpisah-pisah, sebab sebagiannya ada yang meneruskan perjalanan arah ke Barat lagi atau ke Suliki, Baruah Gunung dan sebagainya. Dan sebagian menuju ke Timur ( Koto Betung ). Mereka menamai tempat ini karena mereka mendapati banyak sekali Betung ( Bambu ) , mereka bermukim disini semakin berkembang sehingga menjadi 5 Koto / Kampung, sekarang merupakan satu Jorong di Kenagarian Kubang dengan nama “ Limo Koto” , adapun Limo Koto tersebut adalah :
Di Koto Botuang ( Limo Koto ) ini mereka menetap membangun perkampungan atau perumahan serta usaha bertaratak ( bercocok tanam ) dan lahan untuk bertaratak tersebut mereka pilih ke arah Barat. Setiap hari mereka menyebut pergi kesana dengan istilah bertaratak, maka tempat itu akhirnya dinamai dengan “Taratak’. Sewaktu mereka tinggal di Koto Botuang ( Limo Koto ) mereka melihat sebuah pohon kayu yang tinggi dan rindang di sebelah Utara. Kemudian sebagian dari mereka ada yang pergi kesana dengan tujuan jalan-jalan ( rekreasi ) mereka mengatakan bahwa mereka pergi ke pohon, kemudian dinamailah tempat itu dengan “ Kapohon “ karena kapohon berstatus gabungan dari dua Nagari yaitu : Nagari Kubang dan Nagari Tujuh Koto Talago, akhirnya nama kapohon diganti menjadi “ Koto Sarikat” . Selama di Koto Botuang mereka mulai berkembang dan mulai mencari pemukiman baru yang lebih baik, lebih luas dan lebih subur. Disini terlihat dengan nyata betapa cerdas dan dinamisnya nenek moyang yang dahulu kala. Perpindahan mereka dari Koto Botuang ini merupakan suatu inisiatif yang tidak mau menerima nasib serta menerima apa adanya. Semangat rantau dan semangat menjelajah telah ada sejak zaman dahulu kala. Perpindahan mereka ini terbagi atas 4 (empat) kelompok, masing-masing kelompok pindah ke daerah yang berbeda, diantaranya :
Dibawah pimpinan Dt. Patiah Baringek Nan Bajembek pindah kedaerah Timur
Dibawah pimpinan Dt. Bandaro Nan Hitam pindah ke Daerah Tujuh Koto Talago
Dibawah pimpinan Dt. Mangkuto Nan Lujur pindah ke Balai Talang
Dibawah pimpinan Dt.Mangkuto Nan Panjang Lidah pindah ke daerah Guguak VIII Koto.
Kelompok yang dipimpin oleh Dt. Patiah Baringek Nan Bajembek pindah kedaerah Timur karena melihat sebatang pohon kayu rindang dan tinggi, ternyata kayu tersebut adalah kayu Kubang Babulu, akhirnya tempat pemukiman mereka yang baru itu dinamai dengan “ KUBANG”, disanalah mereka menetap, bersawah ladang dan membangun perumahan.
Di Kubang mereka mulai berkembang dan sebagian mereka mulai pula bersiap menjelajah daerah baru menuju ke arah Selatan. Sebagian dari rombongan itu menyimpang untuk meneruskan perjalanan menuju Kamang. Tempat penyimpangan ini mereka sebut dengan Simpang, disamping ini terdapat sebuah Rimba Sugiran, akhirnya mereka lengkapi menjadi “ Simpang Sugiran “
Setelah merasa memenuhi persyaratan untuk memekarkan diri, akhirnya pada tanggal 23 Juli 2003 Simpang Sugiran mekar dan membentuk Nagari Sendiri, yaitu Nagari Simpang Sugiran.
Nagari Kubang merupakan salah satu Nagari dari 5 Nagari di Kecamatan Guguak yang terletak 3 Km dari Ibu Kecamatan Guguak.Nagari Kubang mempunyai luas 3100 Ha dengan batas-batas sebagai berikut :
Adapun Nagari Kubang terletak dalam deretan Bukit Barisan dengan Topografi Dataran, Perumahan, Persawahan, dan Perbukitan dengan ketinggian dari permukaan laut 500 s/d 600 dari permukaan laut. Yang terdiri dari 7 Jorong ;
Dengan luas wilayah masing-masing Jorong sebagai berikut:
Tabel 46Data Wilayah Nagari
No |
Jorong |
Data Wilayah Nagari Kubang (Ha) |
||||
Lahan kering |
Persawahan |
Perkebunan |
Hutan |
Perumahan |
||
1. |
Siamang bunyi |
190 |
148 |
30 |
90 |
710 |
2. |
Taratak |
120 |
117 |
35 |
73 |
530 |
3. |
Kubang |
30 |
47 |
0 |
0 |
90 |
4. |
Limo Koto |
48 |
88 |
20 |
52 |
70 |
5. |
Koto Baru |
20 |
40 |
20 |
0 |
110 |
6. |
Koto Serikat |
39 |
58 |
20 |
30 |
85 |
7. |
Tanjung Barulak |
35 |
40 |
20 |
30 |
65 |
Jumlah |
482 |
538 |
145 |
275 |
1.660 |
Pusat Pemerintahan Nagari Kubang terletak di Jorong Kubang ,Namun demikian pusat Pemerintahan ini di tengah-tengah Nagari, sehingga jarak yang ditempuh masyarakat dari masing-masing jorong berurusan ke pusat pemerintahan ini tidak terlalu berbeda .Sedangkan jarak dari Nagari Kubang ke Ibu Kota Kecamatan adalah 3 Km, dan jarak ke Ibu Kota Kabupaten adalah 17 Km.
Iklim Nagari Kubang, sebagaimana daerah-daerah lain di wilayah Indonesia mempunyai iklim kemarau dan penghujan, hal tersebut mempunyai pengaruh langsung terhadap kehidupan dan sumber mata pencaharian mayoritas masyarakat Nagari Kubang yang menjadi petani dan sehingga daerah Nagari Kubang merupakan daerah pertanian.
Sarana pendidikan adalah fasilitas yang diperlukan dalam proses belajar mengajar agar pencapaian tujuan pendidikan berjalan dengan lancar, teratur, efektif dan efisien. Sarana Pendidikan Umum yang ada di Nagari Kubang dapat dilihat pada Tabel berikut:
Tabel 47Sarana Pendidikan
No |
Jorong |
Paud |
TK |
SD |
SLTP |
1. |
Siamang Bunyi |
0 |
1 |
1 |
0 |
2. |
Taratak |
0 |
1 |
2 |
1 |
3. |
Kubang |
1 |
1 |
2 |
1 |
4. |
Limo Koto |
0 |
0 |
1 |
0 |
5. |
Koto Baru |
0 |
1 |
1 |
0 |
6. |
Koto Serikat |
0 |
0 |
0 |
0 |
7. |
Tanjung Barulak |
0 |
0 |
0 |
0 |
JUMLAH |
1 |
4 |
7 |
2 |
Sekolah TPA/MDA merupakan pendidikan agama yang diberikan kepada setiap anak di Nagari Kubang, rata-rata yang masih duduk di Sekolah Dasar (SD) untuk memberikan bekal Agama Islam kepada anak-anak sejak dini dalam rangka mengenal dan memahami Kaidah-Kaidah Agama untuk mewujudkan siswa/i yang bisa tulis baca Al-Qur’an yang benar dalam melaksanakan ibadah dan berakhlak mulia.Kemudian untuk meningkatkan Ketakwaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa dimana masyarakat Nagari Kubang beragama Islam dapat dilihat dari fasilitas tempat ibadah.Disamping itu di Nagari Kubang juga terdapat satu Kelompok Bimbingan Ibadah Haji (KBIH), dimana calon Jema’ah Haji mendapatkan bimbingan sebelum berangkat ke Tanah Suci. Kegiatan ini dilaksanakan setiap hari Sabtu di Mesjid Raya Kubang
Tabel 48Sarana Pendidikan Agama/Tempat Ibadah
NO |
JORONG |
TPQ |
MDA |
MESJID |
MUSHOLLA |
GURU TPA |
GURU MDA |
1. |
Siamang Bunyi |
1 |
1 |
3 |
9 |
8 |
3 |
2. |
Taratak |
1 |
2 |
2 |
7 |
15 |
6 |
3. |
Kubang |
1 |
1 |
0 |
6 |
3 |
5 |
4. |
Limo Koto |
0 |
1 |
1 |
0 |
0 |
2 |
5. |
Koto Baru |
1 |
1 |
0 |
10 |
9 |
0 |
6. |
Koto Serikat |
1 |
1 |
0 |
1 |
3 |
0 |
7. |
Tanjung Barulak |
1 |
1 |
0 |
0 |
2 |
0 |
JUMLAH |
6 |
8 |
6 |
33 |
40 |
16 |
Tabel 49Jumlah KK Miskin
No |
Jorong |
Jamkesmas |
Jamkesda/bpjs |
Rastra |
1. |
Siamang Bunyi |
Feedback